Tanaman pohon karet
dapat tumbuh dengan baik di sekitar equator antara 10 LU dan 10 LS. Pertumbuhan
tanaman karet sangat ideal bila ditanam pada ketinggian 0 – 200 m diatas
permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk
tumbuh tanaman karet. Curah hujan berkisar antara 2500-4000 mm pertahun atau
hari hujan berkisar antara 100 s/d 150 HH/tahun. Suhu harian yang cocok untuk
tanaman karet rata-rata 25 – 30 C. Syarat lain yang dibutuhkan tanama karet
adalah sinar matahari dengan intensitas yang cukup lama yaitu 5 – 7 jam
(Supijatno dan Iskandar, 1988)
Curah hujan berpengaruh terhadap
produktivitas tanaman karet. Curah hujan yang tinggi ini mengakibatkan
produktivitas tanaman karet menjadi relatif lebih rendah. Selain faktor utama
curah hujan yang tinggi, penyebab rendahnya produktivitas tanaman karet karena
inefisiesi fotosintesis akibat rendahnya intensitas/lama penyinaran matahari,
dan rendahnya populasi tanaman per hektar akibat rusaknya tanaman karet yang
merupakan pengaruh langsung dari tingginya kecepatan angin selama hujan.
Lebih singkatnya, budidaya tanaman karet memerlukan
persyaratan tumbuh sebagai berikut :
1. Iklim
- Tinggi tempat 0 sampai 200 m dpl.
- Curah hujan 1.500 sampai 3.000 mm/th.
- Bulan kering kurang dari 3 bulan.
- Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30
km/jam.
2. Tanah
- Kemiringan tanah
kurang dari 10%.
- Jeluk efektif lebih dari 100 cm.
- Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat berpasir.
- Batuan di permukaan maupun di dalam tanah maksimal 15%.
- pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0. - Drainase tanah
sedang.
Dalam budidaya karet kita harus memperhatikan beberapa hal,yaitu .
1.Persiapan Lahan
Dalam budidaya karet kita harus memperhatikan beberapa hal,yaitu .
1.Persiapan Lahan
Penyiapan
lahan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
-
Pohon karet tua (replanting) atau semak dan atau pohonnon karet (new planting)
ditebang dengan menggunakan gergaji (Chain saw), atau didorong menggunakan
ekscavator sehingga perakaran ikut terbongkar.
- Pohon yang telah tumbang segera
dipotong-potong dengan panjang sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
-
Bagian-bagian cabang dan ranting yang masih tertinggal dipotong-potong lebih
pendek untuk memudahkan pengumpulan pada jalur yang telah ditetapkan.
-
Sambil menunggu pekerjaan memotong ranting yang tersisa, pekerjaan dilanjutkan
dengan membongkar tunggul yang masih tersisa di lapang.
-
Pembongkaran tunggul dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat (buldozer)
sehingga sebagian besar tunggul dan akar tanaman karet dapat terangkat.
- Semua tunggul yang telah dibongkar bersama
dengan sisa cabang dan ranting dibersihkan dengan cara dirumpuk/dikumpulkan.
- Hasil rumpukan diusahakan agar terkena sinar
matahari sebanyak-banyaknya sehingga cepat kering. Jarak antar tumpukan kayu
karet diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu pekerjaan pengolahan tanah
dan tumpang tindih dengan barisan tanaman.
-
Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan seluruh perakaran mutlak harus
dibuang dan diangkat untuk mencegah tumbuhnya kembali JAP, minimal tunggul yang
berdekatan dengan tanaman baru.
- Pembongkaran atau penebangan habis seluruh
tanaman yang tumbuh (land clearing), yang dianjurkan adalah pengolahan lahan
tanpa bakar (zero burning).
Dalam
penanaman harus diperhatikan jarak tanam dan kerapatan tanaman karena akan
berpengaruh terhadap produktivitas. Jarak yang lebih sempit akan berdampak
negatif dengan beberapa kelemahannya. Beberapa kerusakan yang akan terjadi
akibat jarak yang lebih sempit adalah: Kerusakan mahkota tajuk oleh angin,
Kematian pohon karena penyakit menjadi lebih tinggi Tercapainya lilit batang
sadap lebih lambat Hasil getahnya akan berkurang Oleh sebab itu, dalam
melakukan penanaman, sangat tidak dianjurkan terlalu rapat jarak antara satu
pohon dengan pohon yang lainnya. Melihat hal tersebut diatas, maka dewasa ini
kepadatan kerapatan pohon setiap hektarnya tidak melebihi dari jumlah 400
sampai dengan 500 pohon. Hal itu berarti jarak tanamnya perhektar adalah 7 x 3
m, 7,14 x 3,33 m atau 8 x 2,5 m.
2.Bibit
Hal
yang paling penting dalam penanaman karet adalah bibit/bahan tanam, dalam hal
ini bahan tanam yang baik adalah yang berasal dari tanaman karet okulasi.
Persiapan bahan tanam dilakukan paling tidak 1,5 tahun sebelum penanaman. Dalam
hal bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root
stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting)
pada penyiapan bahan tanam.
3.Penanaman
Dalam
pelaksanaan penanaman tanaman karet diperlukan berbagai langkah yang dilakukan
secara sistematis mulai dari pembukaan lahan (land clearing), persiapan lahan penanaman dan seleksi dan penanaman
bibit.
Dalam
penanaman harus diperhatikan jarak tanam dan kerapatan tanaman karena akan
berpengaruh terhadap produktivitas. Jarak yang lebih sempit akan berdampak
negatif dengan beberapa kelemahannya. Beberapa kerusakan yang akan terjadi
akibat jarak yang lebih sempit adalah: Kerusakan mahkota tajuk oleh angin
Kematian pohon karena penyakit menjadi lebih tinggi Tercapainya lilit batang
sadap lebih lambat Hasil getahnya akan berkurang Oleh sebab itu, dalam
melakukan penanaman, sangat tidak dianjurkan terlalu rapat jarak antara satu
pohon dengan pohon yang lainnya.
Proses penanaman dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Mengajir
Untuk memperoleh hasil yang optimal,
jarak tanam karet yang direkomendasikan adalah 6 m x 3 m atau jumlah populasi
sekitar 550 pohon per ha.
2. Pembuatan
Lubang Tanam
·
Lubang
tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dan disiapkan minimal 2 minggu
sebelum penanaman.
·
Pembuatan
lubang tanam dilakukan dengan menggunakan cangkul tanah. Tanah bagian bawah
(sub-soil) dipisahkan dengan dengan tanah bagian atas (top-soil).
·
Selanjutnya
diberikan pupuk dasar yaitu SP 36 dengan dosis 125 gram/pohon atau sekitar 62,5
kg/ha.
3. Penanaman
·
Waktu
Penanaman tanaman karet dilakukan pada awal musim penghujan, saat tersebut
merupakan awal yang baik/optimal untuk memulai penanaman dan harus berakhir
sebelum musim kemarau.
·
Pelaksanaan
Tanam Bibit yang akan ditanam dapat berupa stum mata tidur maupun bibit dengan
payung satu. Adapun ketentuan bibit siap tanam adalah sebagai berikut :
- Apabila bahan tanam berupa stum mata tidur, maka mata
okulasi harus sudah membengkak/mentis. Hal ini dapat diperoleh dengan cara
menunda pencabutan bibit minimal seminggu sejak dilakukan pemotongan batang
bawah.
- Jika bahan tanam
yang dipakai adalah bibit yang sudah ditumbuhkan dalam polybag, maka bahan yang
dipakai maksimum memiliki dua payung daun tua.
- Penanaman dilakukan
dengan memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam. Untuk bibit stum mata
tidur, arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah yang rata,
sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulasi diarahkan bertolak belakang
dengan dinding teras, sedangkan bibit dalam polybag arah okulasi menghadap
Timur.
- Kemudian bibit ditimbun dengan tanah bagian bawah
(sub-soil) dan selanjutnya dengan tanah bagian atas (top-soil). Selanjutnya,
tanah dipadatkan secara bertahap sehingga timbunan menjadi padat dan kompak, tidak
ada rongga udara dalam lubang tanam.
- Lubang tanam ditimbun sampai penuh, hingga permukaan rata
dengan tanah di sekelilingnya. Untuk bibit stum mata tidur kepadatan tanah yang
baik, ditandai dengan tidak goyang dan tidak dapat dicabutnya stum yang ditanam,
sedangkan bibit dalam polybag pemadatan tanah dilakukan dengan hati-hati mulai
dari bagian pinggir ke arah tengah.
4. Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan bahan
tanam yang relatif seumur dengan tanaman yang disulam. Hal ini dilakukan dengan
selalu menyediakan bahan tanam untuk sulaman dalam polybag sekitar 10% dari
populasi tanaman.
5.Pemeliharaan Tanaman
1.
Penyulaman
-
Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam diamati terus
menerus.
-
Tanaman yang mati segera diganti.
-
Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.
-
Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.
-
Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya.
2. Pemotongan Tunas Palsu
2. Pemotongan Tunas Palsu
Tunas
palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan
tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 meter.
4. Merangsang Percabangan
Bila
tanaman 2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum mempunyai cabang perlu diadakan
perangsangan dengan cara :
-
Pengeringan batang (ring out)
-
Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
-
Penanggalan (tapping)
4. Pengendalian
Gulma dan Pemberantasan Penyakit
Areal
pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah
menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang-alang, Mekania, Eupatorium dan lainnya sehingga
tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Penyakit
karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan karet. Kerugian yang
ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman,
tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya. Oleh karena itu
langkah-langkah pengendalian secara terpadu dan efisien guna memperkecil
kerugian akibat penyakit tersebut perlu dilakukan. Lebih 25 jenis penyakit
menimbulkan kerusakan di perkebunan karet. Penyakit tersebut dapat digolongkan
berdasarkan nilai kerugian ekonomis yang ditimbulkannya.
5.Pemupukan
Selain
pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukkan secara
berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua
kali pemberian dalam setahun. Pupuk dasar yang baik digunakan adalah pupuk
organic dan dikombinasikan dengan tambahan pupuk buatan untuk mempercepat
jalannya proses jalannya akar karet menyerap unsure hara yang ada pada pupuk.
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KARET
4/
5
Oleh
wahyudi